Archives

9 Makanan Terburuk untuk Dikonsumsi

1. Pencuci mulut yang digoreng

Pada dasarnya makanan pencuci mulut sudah memiliki kadar lemak dan gula yang tinggi. Jadi bayangkan betapa buruknya jika dihidangkan dengan cara digoreng. Dan jangan terlena dengan pisang goreng atau nanas goreng mentang-mentang buah. Karena dibuat dengan adonan pembungkus dan sirup, mereka adalah pencuci mulut yang buruk.

2. Makanan yang digoreng dan berlapis keju

Pada dasarnya, semua gorengan buruk bagi kesehatan. Jadi jika kentang goreng dilapisi keju, tentu makanan ini masuk dalam daftar paling buruk untuk dikonsumsi. Keju biasanya mengandung lemak 10 kali lebih bayak dari ikan dan daging putih. Apalagi ditambah karbohidrat goreng.

3. Minuman bersoda

Minuman ringan dan soda buruk bagi kesehatan karena mengandung banyak kalori, meskipun dikonsumsi dalam jumlah kecil. Berdasarkan hasil studi, minuman bersoda dapat meningkatkan risiko kerapuhan tulang alias osteoporosis, sakit gigi, dan serangan jantung. Selain itu, minuman-minuman diet juga tidak direkomendasikan karena berpotensi meningkatkan risiko erosi gigi (karena gelembung-gelembung dalam minuman itu bersifat masam).

4. Alcopop berwarna

Alcopop adalah minuman yang mengandung alkohol dengan kadar 4-7 persen. Alcopop mengandung kalori yang tinggi, karena mengandung gula dan alkohol berkalori. Ditambah lagi, minuman itu penuh pewarna dan perasa, yang membuatnya menjadi minuman yang cukup beracun. Panduan yang cukup praktis adalah, semakin cerah warna alcopop, maka semakin buruklah minuman itu untuk dikonsumsi.

5. Makanan cair

Oke, makanan cair memang tidak selalu buruk, namun makanan cair atau minuman makanan pengganti dapat menjauhkan Anda dari mengonsumsi makanan yang tepat. Makanan pengganti mungkin akan lebih cocok dikonsumsi orang yang sedang sakit, namun jangan biarkan makanan semacam itu menggantikan makanan alami.

6. Daging olahan

Daging olahan punya nama lain “daging misteri”, karena tidak jelas apa yang terkandung di dalamnya. Namun satu hal yang pasti, jika daging olahan itu dikemas dalam kaleng dan jenis dagingnya tidak jelas, maka daging tersebut tidak baik bagi tubuh. Berusahalah untuk menghindari sosis dan salami, karena hasil olahan dengan lemak dan garam.

7. Chicken nugget

Chicken nugget hampir sama dengan sosis, yakni berasal dari daging sisa dicampur dengan tepung. Dan saat nugget-nugget kecil itu digoreng, maka akan meningkatkan levelnya sebagai makanan terburuk untuk dikonsumsi. Sepotong kecil nugget yang digoreng menyerap lebih banyak lemak dari hasil penggorengan itu.

8. Donat

Jika ada satu makanan yang melambangkan makanan junk food abad ke-21, itu adalah donat. Baik dilapisi, diisi, dikilapkan dengan gula dan selai, atau yang polos sekalipun, makanan ini tidak baik bagi tubuh. Bukan hanya sekedar masalah tepung halus dan gula halus, namun makanan ini juga digoreng dalam minyak sulingan. Donat akan mengganggu keseimbangan gula darah Anda, dan dapat mempercepat proses pembakaran, sehingga Anda akan cepat merasa lapar lagi.

9. Sup Kaleng

Sup memang bukan makanan yang buruk dan tidak layak dibandingkan dengan makanan-makanan di atas. Namun jika sudah berbicara mengenai garam dan makanan kemasan, maka tentu saja sup kaleng masuk daftar. Akan jauh lebih baik bila Anda memasak sup sendiri. Bukan kalengan

Mengatasi Gatal Pada Kulit Bayi

Bagaimana kita merawat sesuatu yang rentan dan membutuhkan perhatian khusus? Tentu kita harus sangat berhati-hati dan tidak boleh sembarangan melakukannya. Salah satunya adalah kulit bayi, hm halus lembut namun juga sangat sensitive. Sering terjadi gatal pada kulit bayi karena banyak sebab yang mungkin kita anggap sepele. Misalnya gatal pada kulit bayi karena terkena percikan ASI, karena keringat, dan sebagainya. Jadi untuk mengatasinya kita juga harus memperhatikan hal-hal sederhana seperti pakaian bayi harus selalu bersih, kita tidak boleh sembarangan memilih kosmetik untuk kulit bayi, tidak mengenakan bahan-bahan yang mudah membuatnya alergi, dan sebagainya.

Gangguan atau gatal pada kulit bayi biasanya berasal dari biang keringat, eksim popok, dan eksim susu. Biang keringat adalah gatal karena bekas keringat bayi sendiri karena memakai pakaian yang kurang sirkulasi udara saat udara panas, kemudian eksim popok merupakan alergi kulit karena memakai popok yang kotor atau terlalu kencang dan membuatnya tidak nyaman, sedangkan eksim susu tentu saja penyebabnya adalah kontak kulit bayi yang sensitive dengan susu baik ASI maupun susu formula.

Kulit bayi berbeda dengan kulit dewasa yang tebal dan mantap karena teksturnya relatif tipis, cukup rentan dimasuki bahan asing karena memiliki ikatan antarsel yang longgar.

Dari segi structural, fungsi kulit bayi dan balita belum berkembang secara optimal sehingga diperlukan perawatan khusus. Seperti yang saya jelaskan tadi, perawatan kulit bayi harus memperhatikan hal-hal sederhana, mulai dari kegiatan sehari-hari. Selain pemilihan pakaian, kita harus memperhatikan saat memandikan bayi, kita sebaiknya memandikan secara teratur, begitu juga dalam membersihkan rambut harus rutin. Perhatikan pula saat mengganti popok atau baju jangan menunda-nunda, begitu kotor langsung dig anti karena rentan menimbulkan iritasi.

Benarkah penggunaan baby walker berbahaya bagi bayi kita ?

Baby Walker merupakan alat bantu balita untuk (belajar) berjalan. Kebanyakan orangtua di Indonesia senang memanfaatkannya. Dengan baby walker, bunda bisa mengajak buah hatinya bermain di luar rumah sambil menyuapinya. Di dalam rumah pun, baby walker ini cukup membantu. Daripada membiarkan si kecil merangkak sendirian, akan lebih aman bila ia diletakkan di dalam baby walker. Meski demikian, belakangan muncul anggapan bahwa sebenarnya baby walker berbahaya untuk balita. Beberapa bahaya yang bisa muncul di antaranya adalah sebagai berikut. – Bagi bunda yang meletakkan si kecil di baby walker lalu bermain di lantai dua, si kecil bisa terjatuh di tangga. Bahaya yang fatal ini sudah sering terjadi di luar negeri. Si kecil yang berada di dalam baby walker akan senang berjalan ke sana ke mari. Ia akan mendatangi hal-hal yang membuatnya penasaran, khususnya bila sedang bermain di luar rumah. Si kecil bisa terjatuh di kolam, selokan, atau bahkan masuk ke jalan raya yang menurun. Berada di dalam baby walker membuat si kecil “lebih tinggi” dibanding saat ia merangkak. Hal ini membuatnya lebih mudah dalam menggapai benda-benda apa pun di bagian atas, termasuk gelas di meja, stop kontak, kompor, dan sebagainya. Harus diakui, baby walker memang mengandung risiko-risiko di atas. Namun, dengan upaya khusus dari orangtua, risiko tersebut bisa diminimalkan sehingga manfaat maksimal baby walker bisa didapat. Misalnya adalah telaten menjaga si kecil saat di dalam baby walker, baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Dalam hal ini orangtua tidak boleh lengah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (revista-shop.com).